by Agi Febriyanto
Punk adalah gaya hidup yang bisa mengubah hidup dirinya atau lingkungan sekitarnya.
Punk adalah pemikiranmu dan bukan pakaianmu. Jangan mengaku punk jika masih berkunjung ke klab malam dan berada di tengah lantai disko serta menengguk minuman mahal. Punk bukan seperti itu. Punk itu dianut dan bukan disukai. Persetan dengan yang mengatasnamakan punk ketika harus membanggakan diri. Punk bukan untuk membanggakan diri, Punk bukan style belaka, bukan pula untuk mencari popularitas akan tetapi punk adalah untuk membantumu melangkah, sebagai suatu semangat sebagai suatu area berfikir kritis, sebagai suatu ruang gerak, dan sebagai suatu perlawanan. Lebih baik kau buang saja kaset n CD atau semua fashion yang membuatmu merasa punk, karena itu semua hanyalah atribut dan tidak berarti apa-apa.
Ada yang bilang, punk bukanlah fashion! ya, bisa dibilang begitu. Bahkan punk juga bukan sekadar musik. Punk adalah gaya hidup. Berarti akan nempel di keseharian kita. Jadi bagaimana dan kapan kita bisa mengaku bahwa kita adalah punkers? Apakah saat kita tiap pagi dibangunkan oleh jeritan Johny Rotten? Atau saat kita berada dijalan dengan gitar kroncong, dengan rambut mo-hawk, jins penuh tambalan dan serpatu boot?
punk lebih dari itu. Punkers bukanlah orang yang tak mempunyai tujuan hidup. Agak sulit menjadi punkers kalau kita sendiri tidak mengerti kenapa orang-orang memilih menjadi punkers.


Definisi Punk
Menurut kamus bahasa Inggris, punk bisa berarti enggak penting, tidak berguna, busuk. Pokoke serba gak enak
wes rasah dipikerno kamus kuwi. Sekarang kita lihat arti punk, menurut Joe Kidd. Menurutnya punk punya arti yang be-rubah sesuai dengan tingkat kedewasaannya. Saat dia berusia 13 tahun, punk baginya adalah sesuatu yang liar, dandanan yang revolusioner, enggak perlu ke sekolah, dan musik se-tiap saat. Lalu mereka terus berpikir dan akhirnya menemukan bahwa punk adalah sebuah semangat. Semangat untuk perubahan, ketidaktergantungan, proses kreatif dan peduli tentang politik. Semakin lama pandangan punk makin luas “Bagaimanapun, seseorang yang berpakaian seperti punk dan mendengarkan musik-musik punk mungkin hanya untuk menyesuaikan diri dengan pergerakan punk dan hal ini bukanlah punk sebenarnya, karena punk adalah ideologi dan bukan trend.”
Punk tidak harus sekolah tapi punk harus pintar harus cerdas taw……
Konon mereka yang memulai hidup sebagai punkers adalah kelas menengah ke bawah. Dan punya tujuan yang sangat simpel. Enggak mau di ganggu, minum, dan mendengarkan musik. Cuma tiga itu saja. Tentunya untuk terus hidup seperti itu enggak bisa terjadi begitu saja. Kasus yang hampir sama dengan proses lahirnya skinheads. Mereka tumbuh jadi orang yang bekerja keras di siang hari. Tuju-annya memang hanya mengumpulkan uang untuk having fun di malam hari. Tapi satu semangat mereka adalah untuk independent atau tidak tergantung. Jadi punkers selalu berusaha untuk bekerja apa pun. Inilah yang menunjukan semangat punk untuk hidup mandiri.
Kita pasti juga sering melihat seseorang yang berdandan ala punk layaknya bunga yang berusaha memikat sang lebah untuk hinggap di kelopaknya. Rambut mohawk, pakaian bolong-bolong, piercing namun hati dan jiwa pemuda cinta dan selalu menunggu konsernya kangen band gak lucu ha ha ha…... Baru mengenakan atributnya saja mereka merasa seorang jagoan, merasa punk sebenarnya.
Fenomena Remaja

Maka bagaimana dengan keadaan remaja kita sekarang ini? Jika diperhatikan, remaja yang ada di sekitar kita, keadaannya masih jauh dari apa yang diharapkan. Hanya sebagian kecil yang boleh diletakkan harapan sedangkan sebahagian besarnya pula amat membimbangkan. Kedapatannya mereka gagal berfikiran rasional sehingga terjebak dan ketagih dengan berbagai trend yang sangat tidak bermanfaat. Mereka tahunya hanya merek-merek dan merek. Tidak pernah barang-barang yang bermerk mereka beli itu telah banyak menyengsarakan para pekerjanya. Banyak barang-barang bermerk yang hasil dari produk kapitalisme. Hanya dengan sedikit cobaan hidup yang melanda, mereka terus hilang pedoman, rasa tertekan lantas terus memberontak. Tidak sedikit daripada para remaja seperti ini hilang arah, terus lari dari rumah, bunuh diri dan sebagainya. Memang tidak dinafikkan bahawa golongan remaja juga sebenarnya berhak memilih cara hidup mereka sendiri terutama dalam mencari erti kebebasan. Namun dalam hal ini, setiap kegiatan remaja mestilah diawasi biar sesuai dengan situasi dan keadaan masyarakat setempat yang mempunyai adat dan budaya.
kliping soskom

oleh: agi febriyanto
20040530065 http://agicubby.blogspot.com/2008/07/punk-bukan-sekadar-musik.html